Kali ini cerita dongeng zaman dahulu yang akan kami ceritakan adalah dongeng putri yang berasal dari Jepang dan Prancis. Kami mendapatkan cerita putri ini dari dongeng dunia yang pernah kami baca. Semoga semua pengunjung menyukai cerita ini.
Cerita Dongeng Zaman Dahulu : Putri Dan Tusuk Gigi (Jepang)
Ada seorang putri yang memiliki kebiasaan buruk. Putri itu suka sekali membuang tusuk gigi di kamarnya. Alhasil, di kamarnya ada banyak tusuk gigi yang berserakan. Hal itu membuat kamarnya tak nyaman dipandang.
Setiap hari, pelayan kerajaan selalu membersihkan tusuk gigi yang berserakan di kamar sang Putri. Namun, setiap pagi selalu ada tusuk-tusuk gigi yang baru. Pelayan hanya rnenggeleng-geleng setiap kali melihat tusuk gigi yang berserakan di kamar sang putri. Begitulah setiap harinya.
Hingga suatu malam, saat sang putri tertidur lelap, ia seperti mendengar keributan di kamarnya. Tak seperti biasanya, kamarnya yang tenang kini jadi berisik oleh suara pedang. Seperti ada yang sedang berperang. Suara gaduh pun terdengar dari bawah tempat tidur sang putri.
Sang Putri melongok ke bawah. Olala… dia melihat prajurit-prajurit kecil sedang berkelahi. Rupanya tusuk gigi yang dibuang oleh sang putri dijadikan pedang oleh mereka.
“Huh, berisik sekali!” batin sang Putri.
Sang Putri tak berani menghentikan perang itu. Ia meringkuk di tempat tidurnya. Berhari-hari peristiwa itu terjadi hingga sang Putri tak bisa tidur nyenyak. Hal itu membuat sang Putri sakit. Namun, kebiasaan membuang tusuk gigi sembarangan masih ia Iakukan.
Sang Putri lalu menceritakan masalah itu kepada Raja, ayahandanya. Ayahnya tak percaya bahwa ada sekumpulan pasukan kecil yang membuat keributan di kamar putrinya.
“Kalau Ayah tak percaya, malam ini ayah tidur di kamarku saja,” pinta putrinya.
“Baiklah, malam ini Ayah akan menemanimu,” jawab Raja.
Malam itu Raja sama sekali tak melihat pasukan yang diceritakan oleh putrinya. Ia hanya melihat tusuk gigi yang berserakan. Kemudian Raja meminta pelayan untuk membersihkannya.
Malam semakin larut. Malam itu sang Putri tidur dengan nyenyak sekali. Tak ada lagi pasukan kecil yang berperang. Raja akhirnya tahu, pasukan bertubuh kecil itu hanyalah mimpi buruk putrinya. Hal itu karena sang putri suka membuang tusuk gigi sembarangan.
Keesokan harinya, sang Putri bangun dengan kondisi yang segar. Ia nyaris tak percaya bahwa malam tadi ia bisa tidur dengan nyenyak di kamarnya.Tak ada pasukan bertubuh kecil yang berperang.
“Sepertinya pasukan bertubuh kecil itu sudah diusir oleh Ayah,” gumam sang Putri. Pelayan yang biasa membersihkan kamar sang Putri tersenyum mendengar gumaman itu. Ia kemudian meminta sang Putri untuk menemui Raja untuk mengetahui sebab yang sebenarnya.
Kepada sang Putri, Raja menceritakan bahwa pasukan bertubuh kecil itu berasal dari tusuk gigi yang berserakan di kamar. Sang Putri menjadi sangat malu. Ia berjanji tidak akan mengulangi kebiasaan buruk itu lagi.
Raja amat senang mendengar janji putrinya. Kebiasaan buruk memang sering kali memunculkan hal-hal yang buruk.
Pesan moral dari Cerita Dongeng Zaman Dahulu : Putri Dan Tusuk Gigi (Jepang) adalah buanglah sampah pada tempatnya. Belajarlah hidup sehat agar tak mudah sakit.
Cerita Rakyat Jaman Dulu : Putri Sejati (Prancis)
Suatu hari, Ratu ingin menikahkan pangeran dengan seorang putri.
Namun, Ratu ingin memiliki menantu seorang putri sejati, bukan hanya putri biasa. Mendengar hal itu, Pangeran pun sangat senang. Ia juga sedang mencari seorang putri sejati.
Pangeran lalu pergi ke berbagai penjuru negeri.Tetapi, ia tak kunjung menemukan putri sejati. Banyak gadis yang mengaku sebagai putri sejati. Namun, setelah diuji, rupanya mereka bukan putri sejati. Hal itu membuat Ratu sedih. Padahal ia sudah ingin memiliki cucu.
“Semoga suatu saat nanti kita bisa menemukan seorang putri sejati,” ucap Ratu kepada Pangeran.
Ternyata sulit sekali mencari putri sejati. Bertahun-tahun pangeran mencarinya, tidak kunjung bertemu dengannya.
Pada suatu malam, terjadi badai besar. Banyak rumah penduduk yang hancur. Hujan begitu deras, petir menyambar-nyambar. Suasana istana sungguh mencekam.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara gerbang istana diketuk. Ratu dan pangeran menyuruh prajurit untuk membukakan pintu. Di depan pintu, tampak seorang gadis yang basah kuyup. Ia terlihat kedinginan.
“Siapa kau? Kenapa kau tak berada di rumah saat hujan begini?” tanya Ratu.
“Aku adalah putri sejati. Akulah gadis yang sedang kalian cari. Aku tak tahu akan terjadi badai, tapi untunglah aku sampai di sini,” ujar gadis itu.
Ratu menyuruhnya masuk.Tapi, Ratu dan Pangeran masih belum percaya dengan gadis itu.
Ratu akan menguji apakah gadis itu benar-benar putri sejati atau hanya mengaku-ngaku saja.
Ratu menyuruh pelayan untuk menyiapkan kasur dan selimut, serta kasur yang berlapis-lapis. Ratu menaruh sebuah kacang di bawah kasur itu. Kemudian ia memberikan sebuah piyama dan mempersilakan gadis tersebut untuk beristirahat di kasur itu.
Keesokan harinya, Ratu kembali menemui sang Gadis. Ia ingin menanyakan kabar gadis itu.
“Bagaimana tidurmu semalam, pasti sangat nyenyak, ya?”tanya Ratu.
“Aku tak bisa tidur semalaman. Rasanya badanku sakit semua. Entah apa yang ada di bawah kasur ini sehingga badanku jadi terasa sakit.” ujar gadis itu.
Ratu tersenyum. Kemudian ia menunjukkan sebuah kacang di bawah kasur itu. Kini, Ratu yakin bahwa gadis itu adalah putri sejati.
Akhirnya pangeran menikah dengan gadis tersebut. Mereka pun hidup bahagia di istana. Sementara itu, kacang yang dijadikan alat uji gadis itu ditempatkan di museum kerajaan.
Pesan moral dari cerita legenda jaman dahulu : Putri Sejati (Prancis) adalah jangan melihat seseorang dari penampiiannya. Lihatlah hatinya. Orang baik adalah orang yang memiliki hati yang baik pula.
Baca juga kisah nyata legenda jaman dulu lainnya pada kategori cerita anak Islami