Cerita Dongeng Untuk Anak SD : Si Pelit dan Emas Miliknya

Ada ratusan cerita dongeng untuk anak SD dan TK kami posting di blog ini. Sebagian besar adalah dongeng dunia yang di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sedangkan sebagian lagi merupakan cerita rakyat Nusantara yang di ceritakan secara turun temurun.

Kali ini kembali salah satu dongeng AESOP kami posting untuk adik-adik semua. Di dalam cerita dongeng singkat dan pendek ini tergantung satu pelajaran yang bisa kalian petik. Yuk kita baca bersama.

Cerita Dongeng Untuk Anak SD : Kisah Si Pelit dan Emas Miliknya

“Aku akan mengubur emas-emas milikku ini, agar tak seorang pun dapat mengambilnya,” pikir si Pelit.

Si Pelit terus menggali tanah. Setelah dirasa cukup dalam, ia langsung menyimpan semua emas yang ia miliki. Seusai menguburnya, ia menutup galian itu rapat-rapat.

Cerita Dongeng Untuk Anak SD Si Pelit dan Emas Miliknya

“Huh… Akhirnya selesai juga aku mengubur emasku ini. Pasti tak ada seorang pun yang tahu tempat ini,” ujar si Pelit.

Setiap hari, si Pelit pergi ke taman untuk memastikan bahwa emasnya aman di bawah tanah. Dia tidak sadar bahwa seorang perampok sering mengintainya dari kejauhan.

Suatu malam, dua orang perampok datang ke taman. Salah satu dari mereka membongkar galian dan satunya mengawasi keadaan. Mereka pun berhasil mengambil semua emas milik si Pelit.

Keesokan harinya, si Pelit berjalan dengan tenang menuju taman. Ketika dia mengecek tempat ia mengubur emasnya, ternyata semuanya sudah berantakan.

“Tidaaak! Siapa yang telah mencuri emas-emasku?” teriak si Pelit, membuat semua orang kaget.

Saat menyadari emas-emasnya hilang, si Pelit menangis tersedu-sedu. Dia amat sedih dan berputus asa.

Si Pelit lalu pergi menyendiri dan murung di tepi sungai. Siapa pun yang berusaha menyapa si Pelit, justru akan mendapatkan gertakan darinya.

Sang Pengembara yang mendengar suara tangisan si Pelit, segera menghampiri si Pelit.

“Huhuhu… Huhuhu…” tangis si Pelit.

“Apa yang kau lakukan di sini? Apa yang terjadi kepadamu?” tanya sang Pengembara.

“Aku telah kehilangan semua emasku,” jawab si Pelit yang masih tersedu-sedu.

“Emasmu? Kau taruh di mana emas-emas itu?” tanya sang Pengembara lagi.

“Aku taruh di dalam lubang itu, dan semalam ada perampok yang mengambilnya,” jelas si Pelit.

“Mengapa kau tak menaruhnya di rumahmu raja? Itu lebih aman, dan kau lebih mudah mengambil emas itu,” ujar sang Pengembara.

Mendengar ucapan si Pengembara, si Pelit justru menjadi sangat marah kepada sang Pengembara. Dia tidak menerima nasihat dari sang Pengembara.

“Diam kau! Kau tak tahu apa-apa Lebih baik kau pergi sekarang juga! Sampai kapan pun, aku tak akan menggunakan emas-emas itu!” teriak si Pelit.

“Jika memang seperti itu, kuburlah batu-batu ini. Batu ini sama nilainya dengan emas-emasmu yang hilang,” ucap sang Pengembara sebelum pergi meninggalkan si Pelit. Si Pelit pun kembali melanjutkan tangisannya.

Pesan moral dari Si Pelit dan Emas Miliknya adalah jika tidak kita pergunakan sebanyak apapun harta yang kita miliki menjadi tidak ada gunanya. Lebih bagik gunakan sebagian harta kita untuk membantu orang yang membutuhkan, hal itu akan membuat kita semakin bahagia dan disayang oleh orang-orang sekitar.

Baca juga cerita literasi singkat koleksi kami seperti: