Kisah sultan domas yang baik hati menjadi cerita dongeng singkat yang kakak ceritakan malam hari ini. Kisah ini menceritakan sifat baik akan mendapatkan balasan yang setimpal. Bagi anda orang tua yang sedang membaca cerita dongeng singkat ini, kami sangat merekomendasikan anda menceritakan dongeng anak ini untuk si kecil saat mereka akan tidur.
Kumpulan Cerita Dongeng Singkat : Kisah Sultan Domas yang Baik Hati
Dahuiu kala di Kota Lampung terdapat sebuah desa di pinggir sungai. Kini desa itu terletak di Kota Sukadana, Lampung Tengah. Pekerjaan masyarakatnya sehari-hari ialah bertani dan berkebun. Desa itu cukup ramai. Alkisah di desa yang ramai itu hiduplah seorang pemuda bernama Domas yang tinggal di gubuk tua. Pemuda itu sangat miskin, ia selalu dihina oleh masyarakat setempat, karena itu ia jarang keluar untuk berbaur dengan penduduk. Pekerjaan sehari-harinya hanya mamancing di kali yang dekat dengan gubuknya.
Walaupiun ia selalu dihina dan diejek oleh para penduduk setempaf, Domas tak pernah sedikitpun membenci mereka yang menghinanya. Bahkan saat sepulang dari mencari kayu bakar ia terkejut saat menemui gubuknya sudah terbakar musnah.
Domas tak mengerti mengapa orang-orang tega membakar gubuknya, padahal ia hanya punya gubuk tua itu. Hampir saja Domas putus asa hingga suatu malam ia bermimpi didatangi kakek tua berjanggut putih. Dalam mimpinya, kakek tua itu memintanya agar pergi ke arah selatan dan mencari sungai yang dikelilingi pohon-pohon besar. Kemudian Domas dimintanya menetap di sana untuk membuka pertanian.
Domas terheran-heran mengapa ia bisa bermimpi demikian, akhirnya setelah membulatkan tekad, ia berangkat juga meninggalkan kampung halamannya menuju tempat yang jauh itu seperti dalam mimpinya. Ternyata perjalanannya tak mudah, berkali-kali ia mendapat rintangan baik serangan dari hewan- hewan buas maupun makhluk halus, namun ia berhasil melewati semuanya dengan selamat hingga akhirnya sampailah ia di tempat yang dituju. la berhenti di sebuah hutan lebat dan menemukan sebuah sungai yang besar dengan airnya yang jernih yang sekelilingnya terdapat pohon-pohon besar.
Kemudian Domas mencari kayu-kayu di sekitarnya untuk mendirikan rumah di tepi sungai besar itu yang kini lebih dikenal dengan nama sungai Way Sekampung. Setelah Domas mendirikan rumah, ia lalu menebang kayu-kayu untuk dijadikan lahan pertanian. Kini Domas menjalani hari-harinya dengan penuh semangat dan rasa gembira.
Suatu hari ia melakukan semedi hingga pada saat bertapa pada larut malam itu ia mendengar suara gaib memangilnya, “Hei anak muda! Aku adalah makhluk titisan dari langit, kini kau akan memiliki ilmu sakti dan terimalah pedang dan tongkat kayu yang berbentuk ular ini, manfaatkan dengan baik” ucap suara gaib itu seraya menghilang.
Domas kemudian membuka matanya dan menemukan sebilah pedang dan tongkat kayu di sampingnya, ia pun mengucap syukur.
“Terima kasih Tuhan atas segalanya, izinkan aku menjadi manusia yang berguna,” ucapnya lirih.
Seiring berjalannya waktu, hutan yang dahulunya sepi itu kini perlahan menjadi ramai, banyak orang yang berdatangan untuk mencari kayu ataupun mencari ikan di sungai yang besar itu.
Kini Domas menjadi sosok yang berbeda, ia mulai terpandang dengan kebaikannya hingga namanya ditambah menjadi Sultan Domas. la selalu menolong orang-orang yang diserang binatang buas dan macam-macam pertolongan lainnya yang ia berikan tanpa rasa pamrih.
Namun tidak selamanya kebaikan dibalas dengan kebaikan, rupanya ada saja orang-orang yang pernah ditolong Sultan Domas itu ingin berbuat jahat kepadanya. Mereka ingin merebut sebilah pidang dan tongkat kayu sakti milik Sultan Domas.
Suatu hari saat Sultan Domas pergi ke sungai mencari ikan, datanglah lima orang jahat memasuki rumahnya untuk mencuri sebilah pedang dan tongkat kayu yang ada di dalam rumah Sultan Domas.
Setelah mereka menemukan pedang dan tongkat itu, mereka bermaksud membakar rumah Sultan Domas, namun korek api yang mereka bawa tidak bisa dinyalakan sampai akhirnya mereka tak jadi membakar rumah itu. Lalu mereka bergegas keluar melalui pintu depan, namun alangkah terkejutnya saat mereka melihat ular besar akan menerkam mereka.
Akhirnya mereka memutuskan lewat pintu belakang namun di sana juga mereka dijemput buaya yang amat besar yang hendak menerkam mereka dengan buasnya.
Mereka tidak bisa keluar sampai akhirnya Sultan Domas datang, mereka sangat takut dan panik sekali. Awalnya Sultan Domas terkejut saat melihat ada lima orang berada di dalam rumahnya, namun ia segera menguasai dirinya untuk tidak marah, ia malah berbuat baik dan ramah pada lima orang penjahat itu, “Hai Tuan-tuan ini ada apa bertandang ke rumahku? Duduklah.” seru Sultan Domas ramah sambil menyalami mereka satu per satu.
Namun kelima penjahat itu diam saja, mereka sangat takut namun setelah berjabatan dengan tengan Sultan Domas, tiba-tiba saja mereka bisa bicara, “Ng… Ng… Anu… kami hanya…,” ucap mereka gugup.
Sultan Domas tersenyum, “Ah sudahlah, hari sudah menjelang malam. Tuan-tuan ini menginap saja di rumahku,” kata Sultan Domas menawarkan dengan tulus. Kelima penjahat itu saling berpandangan dan akhirnya mengangguk. Akhirnya nereka menginap semalam dan esoknya pulang.
Setelah pulang mereka menyebarkan kepada masyarakat luas bahwa di tepi sungai besar itu ada seorang yang sangat sakti nan baik hati juga ramah hingga akhirnya banyak orang yang ingin membuka lahan pertanian di sekitar tempat sultan Domas itu. Beberapa waktu kemudian lama kelamaan daerah di pinggir sungai itu menjadi perkampungan yang ramai dan sejahtera dan Sultan Domas diangkat menjadi pemimpin di kampung itu.
Pesan moral dari Cerita Dongeng Singkat : Kisah Sultan Domas adalah Jadilah anak yang tekun, rajin dan berbuat baik kepada semua orang, maka kamu akan mendapatkan kebahagiaan dan kasih sayang dari orang-orang disekitarmu.
Untuk melengkapi dongeng sebelum tidur bagi si kecil, jangan lewatkan kisah terbaik dari kamu yaitu Kumpulan Cerita Hewan Fabel Pendek Terbaru dan Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Pendek (Fabel).