Malam ini kami akan bercerita dua dongeng sebelum tidur yang berasal dari Yunani dan Jerman. Kami yakin kedua dongeng ini akan menjadi cerita anak kesukaan kalian. Selamat membaca.
Dongeng Sebelum Tidur : Kesombongan Daun (Yunani)
Di sebuah hutan, hiduplah sebuah pohon rindang. Pohon itu memiliki daun yang lebat sehingga banyak binatang yang bersarang di sana. Ada tupai, burung, juga semut. Bahkan di bawah pohon itu masih menjadi tempat berteduh siapa pun yang melewatinya. Hal itu membuat daun rindang sombong. Ia merasa dirinyalah yang sangat berguna.
“Andai tak ada aku, pastilah banyak yang kesusahan. Aku menolong banyak binatang dan menjadi tempat berteduh bagi siapa pun yang lewat di dekatku. Semua yang melihatku pasti akan menyukaiku,”ucap daun rindang.
“Kata siapa kau yang paling berguna? Akulah yang paling berguna bagimu,” ucap salah satu suara.
“Hey, siapa kau? Kau bahkan tak terlihat. Bagaimana kau bisa berguna bagiku?” tanya daun lebat.
“Aku adalah akar. Aku hidup di tanah. Aku memang tak terlihat. Tetapi jika aku tak ada, kau tidak akan pernah ada. Lagi pula setiap saat aku yang menyerap makanan dari dalam tanah, sehinga kau bisa bisa tumbuh lebat.” Jawab akar.
Daun merasa sangat malu. Selama ini ia pikir dialah yang paling berguna. Tetapi, ia lupa bahwa tanpa akar, maka hidupnya akan berakhir. Daun pun menyesal karena telah bersikap sombong. Ia meminta maaf kepada akar dengan tulus.
“Maafkan aku, aku tak mengetahui hal itu sebelumnya,” ujar daun, malu.
“Tak apa, aku hanya tak menyukai kesombongan. Janganlah kau sombong karena kesombongan hanya akan menghancurkanmu,” jawab akar, bijak.
Daun berterima kasih kepada akar, sebab akar telah memberikan nutrisi kepada dirinya melalui batang sehingga daun bisa makan dan tumbuh menjadi lebat. Mulai saat ini, daun tidak akan sombong lagi.
Pesan moral dari Dongeng Sebelum Tidur : Kesombongan Daun (Yunani) adalah sombong hanya akan menghancurkan hidupmu. Rendah hatilah, maka dirimu akan menjadi sosok istimewa bagi semua orang.
Cerita Dongeng Anak Kambing Dan Serigala (Jerman)
Induk kambing hidup dengan satu anaknya. Setiap hari mereka berdua pergi ke padang rumput untuk mencari makan. Tetapi, malam ini, anak kambing kelaparan.
Sementara makanan di rumahnya habis.
“Baiklah, ibu akan mencari makan untukmu. Jangan bukakan pintu untuk siapa pun, kecuali untuk ibu. Saat ibu pulang nanti, ibu akan mengucapkan sebuah kata sandi, yaitu serigala yang jahat celakalah kau,” ucap induk kambing.
“Baik bu, hati-hatilah,” kata anak kambing.
Rupanya Serigala mendengar hal itu. Kemudian ia mengendap-endap ke depan pintu rumah kambing. Ia hendak berpura-pura menjadi induk kambing.
“Anakku yang baik, bukalah pintu. Ibu membawakan makanan untukmu,” ujar Serigala.
“ibuku memiliki sandi untuk masuk ke rumah ini,” ucap anak kambing, curiga.
Rupanya Serigala lupa bahwa dia harus mengucapkan kata sandi yang tadi didengarnya. Sebenarnya ia tidak menyukai kata sandi itu. Tapi demi mendapatkan mangsa anak kambing yang enak, dia akan mengucapkannya.
“Sandinya adalah serigala yang jahat celakalah kau,”seru Serigala.
Tetapi anak kambing masih menaruh curiga. Suara yang didengarnya seperti bukan suara ibunya. Anak kambing pun kembali berpikir.
“Jika kau ibuku, coba perlihatkan kakimu di bawah pintu. Tak ada binatang manapun yang memiliki kaki seperti kaki ibuku,” seru anak kambing.
Serigala mulai kesal. Tentu saja ia tak memiliki kaki yang sama seperti kaki induk kambing. Akhirnya ia pun menyerah. Ia pergi meninggalkan rumah kambing tersebut. Sementara itu, beberapa saat kemudian, induk kambing pulang membawa makanan.
“Serigala yang jahat, celakalah kau,” kata induk kambing, mengucapkan kata sandi.
Sepertinya itu memang suara ibunya. Tetapi, anak kambing tak mau salah. “
Jika kau ibuku, tunjukkan kakimu. Tak ada yang memiliki kaki seperti ibuku.” ucap anak kambing. Induk kambing pun menunjukkan kakinya ke bawah pintu. Rupanya benar, kali ini yang datang adalah induknya. Anak kambing pun membukakan pintu.
“Kenapa kau melakukan itu?” tanya induk kambing, penasaran.
Anak kambing pun bercerita bahwa tadi Serigala datang dengan menyamar sebagai ibunya. Anak kambing meminta agar ia menunjukkan kakinya. Serigala itu kemudian pergi karena tak dapat menunjukkan kaki yang sama persis seperti kaki ibunya. Mendengar cerita anaknya, induk kambing bangga. Rupanya anaknya sudah besar dan cerdas. Mereka pun lalu menyantap makanan yang dibawa oleh induk kambing.
Pesan moral dari Cerita Dongeng Anak Kambing Dan Serigala (Jerman) adalah jadilah anak yang cerdas agar tidak mudah dibodohi orang lain.