Cerita dongeng legenda pendek yang kami posting hari ini adalah cerita rakyat Indonesia yang sangat populer. Kami yakin sebagian dari adik-adik semua sudah pernah mendengar kedua kisah ini.
Cerita Dongeng Legenda Pendek Riau : Batu Belah (Batu Betangkup)
Alkisah, ada seorang janda bernama Mak Minah. Ia tinggal bersama ketiga anaknya. Ketiga anaknya tidak pernah mau membantu ibunya. Setiap hari, pekerjaan mereka hanya bermain. Karena jengkel, Mak Minah pergi ke sungai. Ia berbicara dengan batu besar, biasa disebut Batu Betangkup. “Wahai Batu Betangkup, telanlah aku.”
Seketika, Batu Betangkup menelan Mak Minah. Hanya sebagian rambut Mak Minah yang tertinggal. Menjelang sore, ketiga anaknya heran karena tidak melihat ibu mereka. Mereka kebingungan mencari ibunya. Hingga sampailah mereka di Batu Betangkup. Mereka mengenali rambut ibunya.
“Wahai Batu Betangkup, kami membutuhkan ibu kami,” ratap ketiga bersaudara. “Kami berjanji, akan menyayangi dan menghormatinya.”
Batu Betangkup pun mengeluarkan Mak Minah. Kemudian, anak-anaknya menjadi rajin dan sayang kepada Mak Minah. Namun, sikap tersebut hanya sementara. Mereka kembali ke sifat semula.
Mak Minah pun menemui Batu Betangkup lagi. Ia ditelan oleh Batu Betangkup. Anak-anak Mak Minah kembali menemui Batu Betangkup. Namun, Batu Betangkup sudah marah. Batu Betangkup menelan mereka dan masuk ke dalam tanah.
Cerita Rakyat Nusantara : Asal Mula Pekanbaru
Di tepi Sungai Siak ada kerajaan yang dipimpin oleh Raja Gasib. Kerajaan itu mempunyai panglima yang gagah, namanya Gimpam. Raja Gasib mempunyai putri yang cantik jelita, bernama Putri Kaca Mayang. Suatu ketika, raja kerajaan tetangga yang terkenal kejam ingin meminang Putri Kaca Mayang. Raja Gasib pun menolak mentah-mentah lamaran tersebut.
“Bagaimana ini? Berani-beraninya menolak lamaranku!” kata Raja Tetangga geram saat mengetahui lamarannya ditolak mentah-mentah.
“Tenanglah, Baginda. Yang saya khawatirkan adalah Panglima Gimpam. Pasti Raja Gasib akan menyuruh Panglima Gimpam berjaga di Kuala Gasib. Kita akan mencari jalan memutar agar tidak bertemu dengannya!” nasihat salah satu petinggi kerajaan. Raja Tetangga pun mengerahkan pasukannya untuk penyerangan besar-besaran.
Raja Gasib mengetahui rencana tersebut. Sayang, Raja Gasib salah menentukan langkah, Ia mengutus Panglima Gimpam untuk menahan serangan itu di Kuala Gasib.
Raja Tetangga membuat jalan pintas menuju pusat kerajaan tanpa harus melalui Kuala Gasib. Raja Tetangga mengirim pasukan dalam jumlah besar. Mereka menyerang membabi buta. Negeri Gasib yang ditinggal panglimanya tidak bisa memberikan perlawanan berarti. Putri Kaca Mayang pun berhasil ditawan.
Prajurit yang tersisa melapor kepada Panglima Gimpam. Panglima Gimpam marah, lalu berangkat menuju Kerajaan Tetangga. Karena kesaktiannya, Panglima Gimpam tiba di Kerajaan Tetangga dalam waktu singkat.
Sesampainya, Panglima Gimpam dihadang dua gajah besar. Namun, dengan mudah ia menaklukkannya. Raja Tetangga ketakutan, lalu menyerahkan Putri Kaca Mayang dan memohon ampun.
Panglima Gimpam pun memaafkan Raja Tetangga. Lalu, ia pulang bersama Putri Kaca Mayang. Setelahnya, ia mengasingkan diri dan membuka perkampungan baru yang diberi nama Pekanbaru. Di sana, Panglima Gimpam menetap sampai akhir hayatnya.
Baca juga Cerita Dongeng Legenda Pendek terbaik kami lainnya pada artikel kami berikut ini kumpulan cerita rakyat singkat danĀ 5 Cerita Rakyat Fabel Nusantara Dongeng Sebelum Tidur