Cerita Dongeng Anak Terbaik dari Indonesia dan Tiongkok

Dua cerita dongeng anak yang kami psoting kali ini adalah dua cerita rakyat yang sangat populer dari Indonesia dan dari negara Cina atau Tiongkok. Contoh dongeng anak terbaik pertama adalah dongeng Kancil dan Buaya yang sangat terkenal. Lalu ada juga cerita anak dari Cina yang berjudul “Karena Kebodohan” yang mengajarkan kita untuk rajin belajar agar manjadi anak yang pintar.

Cerita Dongeng Anak Kancil dan Buaya (Fabel Terbaik dari Indonesia)

Sekarang memasuki pertengahan musim kemarau. Hutan mengalami kekeringan. Tak ada makanan lagi di sana.

Kancil yang hidup di hutan pun kebingungan.

“Mau mencari makan di mana lagi, ya?” gumam Kancil.

Aha! Kancil ingat. Di seberang sungai, ada padang rumput. Di sana, pasti ada banyak makanan.

Tanpa membuang waktu, Kancil berlari menuju sungai dengan riang.

Sayangnya, sungai itu sangat luas. Mustahil jika diseberangi.

Apalagi, di sungai itu ada sepuluh buaya yang sudah lama mengincarnya.

Kancil pun berpikir.

“Kebetulan kamu datang, Kancil. Aku sudah sangat lapar, ingin segera memakanmu,” celetuk Buaya yang tiba-tiba muncul dari dalam air.

Ia sudah bersiap hendak menerkam Kancil.

Tapi, Kancil dengan cepat mencegah Buaya.

“Tunggu, Buaya!”

“Tunggu apa? Aku sudah sangat lapar!” seru Buaya, tidak sabar.

“Aku membawa kabar dari sang raja,” ucap Kancil.

“Kabar apa?” Mendengar sang raja disebut, Buaya menjadi penasaran.

“Raja hendak mengadakan pesta di istana. Semua hewan di hutan diundang, termasuk kamu, Buaya,” jelas Kancil.

“Pesta di istana?” ucap Buaya, heran.

“Iya, benar. Aku disuruh sang raja untuk menghitung buaya di sungai, agar setiap buaya mendapat bagian makanan di pesta,” kata Kancll.

“Baiklah. Buaya-buaya! Berbaris!” panggil Buaya itu kepada kawanannya. Olala, dalam sekejap, sepuluh buaya itu langsung berbaris rapi.

Cerita Dongeng Anak Terbaik dari Indonesia
Cerita Dongeng Anak Terbaik dari Indonesia

“Aku mulai menghitung, ya,” ucap Kancil.

Kancil menghitung dengan melompati punggung-punggung buaya itu,”Satu, dua, tiga, sepuluh.”

Pada hitungan kesepuluh, Kancil sudah mendarat di seberang sungai.

“Terima kasih Buaya, karena kau telah menolongku,” kata Kancil sambil berlalu meninggalkan para Buaya.

Saat itulah, Buaya baru sadar jika Kancil telah mengelabui mereka.

Para buaya pun marah dan ingin mengejar Kancil. Tapi apa daya, Kancil sudah berlari jauh ke padang rumput.

Pesan moral dari Cerita Dongeng Anak Kancil dan Buaya adalah jika mau berpikir, pasti akan ada solusi di setiap masalah. Tapi, jangan seperti Kancil, ya. Berbohong untuk menyelesaikan masalah itu tidak baik.

Cerita Bergambar Anak dari Cina : Karena Kebodohan

Seorang pemuda tampak sedang berjalan pulang ke rumah. Ia baru selesai bekerja di ladang.

Terlihat sebuah cangkul di pundak pemuda itu, dan sepasang sandal di tangan kirinya.

Sandalnya itu sudah rusak dan tak dapat diperbaiki.

Sebenarnya, pemuda itu sudah sejak lama ingin membeli sandal. Tapi, pemuda itu tak memiliki uang.

Ia harus menabung terlebih dahulu, dan hari ini, uang tabungannya baru cukup untuk membeli sandal.

Sesampainya di rumah, pemuda itu langsung menggambar kakinya pada sebuah kertas.

Ia akan menunjukkan gambar kakinya itu ke penjual sandal di pasar, agar ia bisa mendapatkan sandal yang pas untuk dirinya.

Setelah selesai menggambar kakinya dan menyiapkan uang, pemuda itu langsung pergi ke pasar.

Namun begitu sampai di pasar, tiba-tiba pemuda itu menjadi bingung.

Rupanya, gambar kakinya tertinggal di rumah.

“Bagaimana aku akan mendapatkan sandal dengan ukuran yang pas, jika gambar kakiku tertinggal di rumah?” keluh pemuda itu.

Sungguh, pemuda itu bingung. Jika tidak ada gambar kakinya, ia tak bisa mendapatkan sandal yang sesuai ukuran kakinya.

Tapi, jika ia pulang untuk mengambil gambar kakinya, bisa-bisa toko sandal di pasar sudah tutup.

Akhirnya, pemuda itu memutuskan untuk pulang. Ia bergegas mengambil gambar kakinya, lalu kembali ke pasar.

Olala, ternyata ketakutannya benar. Ketika, ia sampai di pasar, pasar sudah sepi.

Toko sandal pun sudah tutup.

Pemuda itu menjadi kesal. Sambil mengacak-acak rambutnya, ia berkata, “Kenapa aku bisa seceroboh ini?”

Saat pemuda itu sedang kesal, lewat seorang laki-laki.

Laki-laki itu heran melihat tingkah si pemuda.

“Kamu kenapa? Tampaknya kesal sekali?” tanya laki-laki itu kepada si pemuda.

“Aku hendak membeli sandal, tapi gambar kakiku tertinggal di rumah. Jadi, aku harus pulang terlebih dahulu. Ketika aku kembali ke pasar, pasar sudah sepi. Toko sandal pun sudah tutup,” jelas si pemuda.

“Memangnya kamu hendak membeli sandal untuk siapa?” tanya laki-laki itu, penasaran.

“Untuk diri saya sendiri, Tuan,” jawab si pemuda.

“Pemuda, jika kamu ingin membeli sandal untuk dirimu sendiri, kamu tidak perlu menggambar kakimu. Kamu bisa mencoba sandalnya langsung di toko,” jelas         itu dengan bijak

Mendengar hal itu, si pemuda baru menyadari kesalahannya.

Ia menepuk keningnya sendiri.

“Ya Tuhan, mengapa aku begitu bodoh?” ucapnya sambil menertawakan kebodohannya.

Hikmah dari cerita dongeng bergambar dari Cina ini adalah rajinlah belajar, agar kelak menjadi anak yang pintar.

Baca juga cerita dongeng Indonesia lainnya pada posting berikut ini Cerita Kancil Nyolong Timun

Dan jangan lupa untuk terus ikuti kami di facebook yah https://www.facebook.com/dongengceritarakyat/