Menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan termasuk pengamalan rukun Islam yang ke-tiga. Karenanya, berpuasa di bulan ramadhan menjadi kewajiban bagi umat Islam. Lalu bagaimana cara mengenalkan puasa ramadhan kepada anak? Salah satunya bisa dengan cerita anak ramadhan.
Ya, mengenalkan agama kepada anak tidak bisa dilakukan dengan cara yang keras. Mengenalkan agama dan termasuk perintah berpuasa bisa dilakukan dengan cara yang soft sehingga anak lebih mudah mengerti dan memahami maksudnya.
Salah satunya dengan mengenalkan perintah berpuasa ramadhan melalui cerita anak ramadhan ini. Berikut beberapa cerita inspiratifnya yang bisa didongengkan kepada anak!
Cerita Anak Ramadhan : Tentang Puasa di Bulan Ramadhan
Berikut beberapa cerita anak ramadhan yang berkaitan dengan puasa dan dapat menjadi sebuah cerita penuh makna untuk dibacakan sebagai pengenalan tentang puasa ramadhan kepada si kecil :
Aisyah menyambut waktu berbuka puasa
Di sebuah desa kecil, ada seorang anak bernama Aisyah yang sangat senang menyambut puasa ramadhan. Di hari pertama, ia sangat antusias untuk beribadah puasa. Ia memulai baca Al-qur’an, shalat tarawih dan menjalankan ibadah sahur dengan antusias. Demikian pula ketika menyambut waktu berbuka puasa.
Ketika bedug adzan magrib didengungkan, Aisyah bertanya kepada sang ayah, “Abi, apa kita boleh makan sebanyak – banyaknya ketika berbuka puasa?”
Mendengar pertanyaan putrinya, ayah Aisyah pun tersenyum dan mengajarkan sebuah hadist kepadanya yang berbunyi, “Sesungguhnya makanan yang cukup bagi dua orang adalah cukup bagi tiga orang, dan makanan yang cukup bagi tiga orang merupakan makanan yang cukup bagi empat orang.” (HR. Bukhari)
Ayah Aisyah pun menjelaskan bahwa hadist tersebut mengajarkan kita agar tidak berlebihan ketika berbuka puasa, menyisakan sebagian perut ketika berbuka agar tidak penuh, tidak serakah dan lebih bijaksana dalam mengambil makanan.
Mendengar penjelasan ayahnya, tentu Aisyah mengerti dengan bagaimana cara berbuka puasa yang baik menurut Islam.
“Baik Abi, Aisyah akan berbuka secukupnya saja”.
Keluarga itu pun berbuka dengan gembira, tidak menyia – nyiakan makanan, dan tidak pula tamak dengan makanan yang dihidangkan.
Anak yang belajar berpuasa
Zaman dahulu di masa para nabi, ketika belum ada gadget seperti sekarang. Ada seorang anak yang menangis tersedu – sedu karena ibunya mengajaknya berpuasa.
Anak itu merasa kalau puasa itu hanya membuatnya lapar, banyak aturan, merasa lemas ketika siang hari sehingga aktivitas bermainnya bersama teman jadi terbatas. Karena itu, si anak tak mau berpuasa.
Sebenarnya berpuasa tidak seburuk itu. Tapi karena si anak sudah takut duluan, ia pun tidak ingin mencoba berpuasa bahkan meski hanya setengah hari saja.
Sementara kakak si anak yang enggan mencoba berpuasa tadi, mau berpuasa. Ia teringat perkataan Rasulullah bahwa berpuasa pahalanya sangat besar.
Karena si kakak merasa bahwa dosa itu tidak ada batasan umurnya sehingga meski masih kecil bisa saja ia berdosa dan ingin agar dosanya serta dosa kedua orang tuanya diampuni, maka ia dengan pendirian teguh berpuasa.
Ketika bedug magrib berkumandang, si kakak menyambut waktu berbuka dengan suka cita. Berbeda dengan sang adik yang memang tidak berpuasa, ia tampak biasa saja. Namun ketika keluarganya berbuka puasa, Umi, Abi dan si kakak, si adik tampak murung karena ia merasa tidak diikutsertakan di moment berbuka seperti itu.
Karena melihat si adik murung, umi pun bertanya, “Wahai anakku, kenapa kau menekuk mukamu seperti itu?”
Si adik pun menjawab, “Aku cemburu dengan kakak yang makan makanan sepertiku tadi, tapi ia merasa sangat senang sekali. Sementara aku biasa saja. Aku juga cemburu karena ia tertawa bersama Umi dan Abi sementara aku tidak”.
Umi pun memeluk si adik dan berkata, “Begitulah puasa. Dengan rasa syukur yang tinggi, makanan yang tampak biasa saja ketika kita makan di waktu perut masih kenyang bisa menjadi sangat luar biasa ketika kita makan di waktu lapar. Jadi besok, adik mau ikut puasa ya biar kita bisa makan bersama – sama”.
Adik pun berniat untuk mulai melakukan ibadah puasa di esok hari.
Nah, cerita di atas mengajarkan kepada anak bahwa berpuasa bukan hanya melatih manusia untuk menahan hawa nafsu, melainkan juga melatih manusia untuk mensyukuri setiap rezeki yang didapatkan sesederhana apapun dan sekecil apapun itu.
Ingin baca cerita anak Islami lainnya? Baca : Cerita Anak Islami Penuh Pesan Moral – Mengajarkan Nilai Agama Kepada Anak Melalui Cerita
Itulah beberapa cerita anak ramadhan yang ringan dan menceritakan tentang puasa di bulan ramadhan. Anda bisa ceritakan sebagai bahan belajar dan merenung untuk si kecil, selamat mendidik anak untuk berpuasa moms! Dan selamat berpuasa untuk adik – adik.