Pada Posting kakak kali ini kakak akan bercerita tentang ketauladanan Nabi Yahya. Jika adik-adik tertarik dengan kisah-kisah para nabi, Adik-adik bisa masuk dalam kategori cerita anak islami.
Cerita Anak Islami : Kisah Tauladan Nabi Yahya
Nabi Yahya merupakan mukjizat terbesar Allah bagi Nabi Zukaria. Dengan doa yang begitu khusyuk dan tak henti-hentinya, akhirnya Nabi Zukaria dikaruniai seorang keturunan yang diberi nama Nabi Yahya. Ketika Nabi yahya beranjak dewasa, beliaulah yang menggantikan tugas ayahnya berdakwah hingga ayahnya wafat. Sejak kecil, Nabi Yahya memang dikenal sebagai anak yang saleh dan taat beragama.
Nabi Yahya tidak pernah takut akan tolakan, hinaan, bahkan ancaman sekalipun dari masyarakat yang menentang dakwahnya. Tanpa kenal lelah, beliau mengajak Bani Israel untuk segera bertobat kepada Allah. Beliau sadar akan kedudukannya sebagai rasul Allah. Tetapi tidak dipergunakannya secara sembarang, terutama dalam berbicara dan menyampaikan dakwah. Beliau tetap mengatakan semuanya adalah atas izin Allah swt.
Pada saat Nabi Yahya baru saja dilahirkan, palestina yang ketika itu dipenuhi oleh penduduk Bani Israil, mendapat serangan dari pasukan kerajaan romawi. Sejak itu, palestina diduduki oleh kerajaan romawi dan menunjuk Herodes sebagai penguasa palestina. Herodes merupakan putra raja herodes agung yang dikenal dengan sifat sewenang-wenangnya terhadap orang lain.
Herodes berkeinginan untuk meminang keponakannya sendiri yang bernama Herodia untuk dijadikan istri. Gadis itu memang berparas sangat cantik. Herodes beruntung, ibu herodia sendiri dan seluruh keluarganya mendukung keinginannya untuk memperistri Herodia.
Namun, rencana pernikahan herodes dan herodia itu justru ditentang keras oleh Nabi Yahya. Beliau mengecam pernikahan itu karena landasan hukum dari Allah swt. yang ditetapkan di dalam taurat. Di sana dikatakan bahwa pernikahan dari hubungan keluarga, meskipun tidak dari satu kandungan, hukumnya tetap haram.
Seperti dikatakan sebelumnya, Nabi Yahya memang tidak pernah takut akan apa dan siapa pun. Beliau hanya takut kepada Tuhan. Oleh karena itu, beliau berani menyampaikan apa pun yang memang perlu disampaikan, bahkan kepada penguasa Negara sekalipun. Apa yang dikatakan Nabi Yahya kepada Herodes itu segera tersebar luas di seluruh wilayah palestina. Hal itu menjadi bahan pergunjingan orang banyak.
Akhirnya, Herodia juga mengetahui pernyataan dan dakwah Nabi Yahya yang menyebutkan bahwa pernikahan dalam satu keluarga haram hukumnya. Hal itu membuat Herodia geram terhadap Nabi Yahya dan berniat untuk membunuhnya. Herodia sangat ingin diperistri oleh Herodes, meskipun ia tahu bahwa herodes adalah pamannya sendiri.
Ia tahu bahwa menikah dengan Herodes berarti ikut memiliki kekayaan Herodes. Oleh karena itu, dakwah Nabi Yahya dianggap bisa menggagalkan rencananya. Herodia dengan segala ambisinya mendatangi ibunya. Ia meminta dia membantu dalam menyusun rencana pembunuhan Nabi Yahya.
Herodia, wanita cantik berhati iblis itu, mulai menggunakan akal piciknya. Ia ingin mengakali Herodes dan menggodanya dengan kecantikannya yang ia miliki. Ketika rencananya diganggu, ia berencana membunuh Nabi Yahya. Rencana jahat Herodia itu disetujui oleh ibunya. Bahkan, sang ibu mengatakan putrinya itu segera melaksankan rencananya.
Herodes yang memang sudah lama menyukai kecantikannya herodia ingin segera meminangnya. Tentu saja, apa pun keinginan herodia akan dipenuhi. Oleh karena itu, rencana pembunuhan Nabi yahya pun disetujuinya.
Herodes segera mengeluarkan perintah untuk mencari Nabi Yahya, untuk menangkap dan memenjarakannya, lalu dibunuh. Dengan begitu, Herodes segera menikahi herodia.
Prajurit-prajurit herodes telah menemukan keberadaan Nabi Yahya. Seketika itu pula, mereka membawa Nabi Yahya kepada Herodes untuk segera dipenjarakan dan dibunuh sesuai perintah.
Di dalam tahanan, Nabi Yahya tetap menjalankan perintah Allah sesuai ajaran Taurat. Tidak sedikit pun beliau mengutuk atau membenci Herodes karena telah mendalangi penculikannya. Beliau telah mengetahui bahwa ia akan dibunuh. Selanjutnya, saat Nabi Yahya sedang menjalankan ibadahnya, kepalanya dipenggl dan Nabi Yahya tewas.
Demikianlah kekejian yang telah dilakukan Bani Israil yang tidak memiliki rasa takut terhadap murka Allah. Pengikut-pengikut Nabi Yahya, termasuk Maryam yang saat itu telah melahirkan seorang putra karunia Tuhan bernama Isa, Mengambil jenazah Nabi Yahya, lalu menguburkan dengan damai.