Cerita Anak Indonesia : Asal Mula Pulau Si Kantan

Cerita anak Indonesia yang Kakak ceritakan di hari libur ini merupakan asal mula Pulau Si Kantan. Secara konten cerita ini sangat mirip dengan kisah sampuraga pada postib berikut ini Kumpulan Dongeng Cerita Pendek Anak Anak Indonesia dan Cerita Dongeng Malin Kundang (Cerita Rakyat SumBar).

Dongeng Cerita Anak Indonesia : Asal Mula Pulau Si Kantan

Cerita Anak Indonesia Asal Mula Pulau Si Kantan

Dahulu kala, ada seorang janda miskin yang tinggal bersama anaknya bernama Si Kantan. la adalah seorang pemuda yang tampan dan rajin. Sehari-hari, si Kantan bekerja membantu ibunya mencari kayu bakar di hutan.

Suatu malam, sang ibu bermimpi didatangi seorang kakek yang menyuruhnya pergi ke dalam hutan dan menggali di sebuah tempat. Sang ibu merasa aneh dengan mimpinya, ia pun menceritakan mimpinya itu kepada anaknya.

“Mungkin pesan kakek itu sebuah petunjuk, Bu. Sebaiknya kita coba melakukan apa yang disuruhnya,” ujar si Kantan pada ibunya.

Kemudian, ibu dan anak itu pergi ke dalam hutan. Di tempat yang telah ditunjukkan dalam mimpi itu, mereka menggali dengan menggunakan sebuah Iinggis. Setelah agak lama menggali, si Kantan mendapati sebuah benda yang dibungkus kain putih lusuh. Ternyata, benda tersebut adalah sebuah tongkat emas yang dihiasi deretan permata.

“ Lihatlah, Bu! Benda ini sangat berharga. Lebih balk kita bawa pulang saja,” seru si Kantan.

“Iya, Nak. Semoga ini petunjuk dari Yang Maha Kuasa agar kehidupan kita lebih baik lagi,” sahut ibunya.

Sesampainya di rumah, ibunya menyarankan si Kantan untuk menjual tongkat tersebut dan hasilnya digunakan untuk memperbaiki kehidupan mereka.

“Daerah kita ini daerah miskin, siapa yang mampu membeli benda berharga ini, Bu?” ujar si Kantan.

“Kau benar, Nak. Pergilah ke pulau lain untuk menjualnya” kata sang ibu.

Si Kantan pun setuju. Dengan berat hati ia pergi meninggalkan ibunya yang sudah tua itu.

“Kembalilah segera setelah kau berhasil menjualnya, Nak”. pesan ibunya.

Si Kantan mengayuh sebuah tongkang menyu suri Sungai Barumun menuju daerah Malaka. Sesampainya di sana, tidak ada seorang pun saudagar yang sanggup membeli tongkat berharga tersebut.

Seorang saudagar menyarankannya untuk menjual tongkat tersebut kepada raja. Si Kantan pun pergi menghadap raja untuk menawarkan benda yang dibawanya.

Raja sangat terkesan dengan tongkat emas bertahtakan permata itu. “Benda ini sungguh indah. Aku ingin sekali memilikinya. Namun, aku tidak akan membelinya dengan uang. Sebagai gantinya bagaimana jika kau tinggal di sini dan kunikahkan dengan putriku?”

Putri raja sangat cantik. Si Kantan pun menerima tawaran raja. Lalu, mereka menikah dengan pesta yang sangat megah. Si Kantan yang hidup serba berkecukupan pun terlena dan melupakan ibunya.

Suatu hari, istri si Kantan ingin sekali melihat kampung halaman suaminya dan bertemu dengan ibu si Kantan. Semula, si Kantan menolaknya. Namun, karena istrinya terus mendesak akhirnya ia pun membawa istrinya pergi menuju kampung halamannya. Dengan sebuah kapal besar, mereka berlayar menuju Pulau Sumatra. Setelah menempuh perjalanan berhari-hari, akhirnya kapal mereka merapat di kota Labuan Bilik yang Ietaknya di muara Sungai Barumun.

Penduduk setempat berbondong-bondong menyaksikan sebuah kapal megah yang merapat di Labuan Bilik. Mereka ingin sekali mengetahui siapa pemilik kapal itu.

“Bukankah itu si Kantan? la sudah menjadi saudagar kaya raya sekarang!” kata salah seorang penduduk ketika melihat sosok yang berdiri di atas kapal tersebut.

Berita kedatangan si Kantan sampai ke telinga ibunya yang sudah mulai sakit-sakitan. Sang ibu bersusah-payah mendayung tongkang menuju muara Sungai Barumun. Hatinya gembira ketika mendengar bahwa anaknya telah datang.

Ketika melihat kapal besar itu, ibu si Kantan berusaha mendekati kapal tersebut dengan perahunya.

“Kantan! Ini Ibu, Nak!” teriak sang ibu ketika melihat si Kantan dan istrinya di atas kapal.

Melihat seorang perempuan tua dengan pakaian compang-camping memanggil namanya, si Kantan berpura pura tidak mengenalnya.

“Kanda, siapa ibu itu? la memanggil namamu,” ujar istri si Kantan, “Apakah ia ibumu?”

“Mana mungkin perempuan kumal itu ibuku, Dinda. Ibuku cantik dan muda!” ujar si Kantan dengan angkuhnya, “Itu mungkin hanya orang saja mengaku-aku sebagai ibuku!”

Ibu rindu kepadamu, Nak,” teriak ibunya sambil menangis menahan haru dan rindu kepada putranya.

“Pengawal! Usir perempuan tua itu dari sana! Jangan biarkan ia naik dan mengotori kapal ini!” perintah si Kantan kepada para pengawalnya. Padahal, di dalam hatinya ia tahu bahwa perempuan tua itu adalah ibunya. Namun, ia merasa malu mengakuinya di depan istrinya.

Pengawal si Kantan mengusir perempuan tua itu. Sang ibu kembali ke rumah dengan hati terluka dan berurai air mata. In berdoa pada Yang Maha Kuasa.

“Ya Tuhan. Anak hamba telah datang, tetapi ia tidak mengakui hamba sebagai ibunya. Tolong berikanlah pelajaran kepadanya agar ia tahu bahwa seharusnya ia berbakti kepada orangtuanya,” pinta ibu si Kantan.

Setelah selesai berdoa, tiba-tiba terdengar petir menggelegar dan hujan badai menyambar. Air Sungai Barumun meluap dan menggulung kapal si Kantan yang sedang beriayar kembali ke Malaka. Tidak ada yang selamat, termasuk si Kantan dan istrinya. Setelah kapal si Kantan menghilang ditelan ombak, cuaca kembali cerah seperti tidak terjadi apa pun.

Beberapa hari sejak kejadian itu, muncullah pulau kecil di tengah Sungai Barumun, persis di lokasi tenggelamnya kapal si Kantan. Penduduk setempat menamai pulau tersebut dengan Pulau Si Kantan.

Pesan moral dari Cerita Anak Indonesia : Asal Mula Pulau Si Kantan adalah Hormati dan sayangi kedua orang tuamu. Rawatlah mereka seperti mereka menyayangi mu ketika mereka masih kecil.

Baca cerpen anak indonesia lainnya pada artikel berikut ini Kumpulan Cerita Dongeng Anak Indonesia.