Blog dongengceritarakyat.com sudah seperti buku 1001 malam karena berisi ribuan cerita rakyat dan dongeng anak dunia. Pengunjung dapat mencari seluruh legenda rakyat dari seluruh dunia di blog ini. Selamat membaca.
Buku 1001 Malam : Petualangan Sinbad (Timur Tengah)
Sinbad memiliki banyak harta. Ia memang dikenal sebagai orang kaya. Ia memperoleh harta itu dari orangtuanya. Saat orangtuanya meninggal, semua harta warisan diberikan kepada Sinbad. Namun, Sinbad tak bisa memanfaatkan harta warisan itu dengan baik. Pekerjaan Sinbad setiap hari hanya berfoya-foya.
“Hartaku takkan habis sampai tujuh turunan,” seru Sinbad.
Beberapa tahun kemudian, Sinbad baru sadar bahwa harta yang diberikan orangtuanya hampir habis. Ia tak bisa terus berfoya-foya. Sinbad pun memikirkan sesuatu. Ia harus bekerja.
Sinbad lalu membeli sebuah kapal. Ia juga membayar beberapa orang untuk menjadi pelayannya. Kini, Sinbad menjadi seorang pelaut.
Sinbad pergi melaut dengan pelayan-pelayannya. Namun, malam itu tak seperti biasanya. Malam itu cuaca cukup buruk. Hujan turun sangat lebat dan ombak di laut cukup besar, membuat kapal hampir oleng. Sinbad dan pelayannya segera mencari sebuah pulau. Ya, saat itu mereka memang sedang berada di tengah lautan.
“Hey, Iihatlah, sepertinya ada pulau kecil di sana. Kita arahkan kapal kita ke sana!” seru salah seorang pekerja.
Lantas mereka pergi ke arah pulau itu. Untunglah mereka sampai dengan selamat. Malam itu, mereka berniat bermalam di sana. Mereka memanggang hasil tangkapan mereka.
Tiba-tiba tempat mereka berpijak bergerak.
Rupanya, tempat mereka berpijak adalah tubuh ikan paus yang sangat besar. Ikan itu sepertinya sudah lama tak bergerak. Panas yang muncul saat Sinbad dan pekerja-pekerjanya membakar ikan rupanya membuat paus kepanasan.
Kapal pun oleng dan terbalik. Sementara semua pekerja tenggelam. Sinbad memegangi sebuah kayu yang terapung. Ia berusaha agar tetap hidup. Hingga akhirnya ia sampai di daratan dengan selamat.
“Rupanya aku masih hidup.Terima kasih, Tuhan,” ucap Sinbad.
Sinbad melihat sebuah hutan terbentang di depannya. Ia pun melangkahkan kakinya ke sana. Ia hendak mencari makan di dalam hutan. Ia merasa kelaparan, perutnya keroncongan.
Sinbad berjalan ke dalam hutan. Ia sudah sangat kelaparan. Untunglah ada banyak buah-buahan di dalam hutan. Sinbad lalu naik ke atas pohon itu. Olala… Sinbad melihat sebuah telur yang sangat besar. Sinbad lalu turun dari atas pohon dan menuju ke telur itu.
Rupanya itu adalah telur naga. Beberapa saat setelah Sinbad berada di sana, datanglah naga. Naga itu lalu mengerami telurnya.
“Aku akan mengikatkan diriku pada ekor naga agar aku bisa keluar dari pulau ini,” pikir Sinbad.
Benar saja, Sinbad lalu mengikatkan dirinya di ekor naga. Saat naga terbangun dari tidurnya, ia Iangsung terbang. Naga itu mencari makan di sebuah jurang.
Saat sampai di sebuah jurang, Sinbad melihat sesuatu yang berkilauan di dalam jurang. Wah, rupanya itu adalah gundukan berlian. Di sanalah naga mencari makan.
Sinbad melepaskan ikatan tubuhnya, lalu terjatuh tepat di atas berlian-berlian itu. “Aku tak tahu bahwa di sini ada banyak sekali berlian.”
Lalu Sinbad melihat gulungan daging besar di sana. Rupanya penduduk sengaja melempar daging-daging besar itu untuk santapan naga. Pada daging itu, banyak berlian yang menempel. Saat naga membawa daging itu, tentu saja banyak berlian yang berjatuhan. Saat itulah penduduk mengambil berlian-berlian itu.
Sinbad lalu mengambil beberapa keping berlian. Ia pasti akan kaya dengan memiliki berlian itu. Setelah itu, Sinbad mengikatkan diri pada daging naga itu. Naga kembali terbang dan membawa gulungan daging tersebut. Berlian-berlian pun berjatuhan. Penduduk desa lalu berebut mengambil berlian yang terjatuh.
Sinbad lalu melepaskan diri dari ikatannya di daging yang jatuh itu. Penduduk desa yang melihatnya langsung menghampiri Sinbad. Untunglah para penduduk baik hati.
Sinbad lalu menceritakan pengalamannya. Penduduk pun mengerti. Beberapa penduduk desa lalu mengantarkan Sinbad ke desanya.
Dengan berlian yang dia ambil dari jurang, Sinbad bisa membeli beberapa kapal untuk berdagang. Sinbad pun mempekerjakan beberapa pekerja untuk membantunya.
Sinbad telah memiliki kapal yang besar dengan beberapa pekerja. Sinbad kini menjadi seorang saudagar yang kaya raya. Seperti biasanya, hari ini Sinbad pergi berlayar dengan para pekerjanya. Ia membawa banyak sekali barang dagangan.
Namun, di tengah perjalanan, mereka dihadang oleh para perampok. Kapal dan barang dagangan milik Sinbad pun dirampas semua. Bahkan, perampok itu menjual Sinbad kepada salah satu pemburu gading gajah. Sinbad dijadikan pekerja di sana.
“Mulai sekarang pekerjaanmu adalah mencari gading gajah. Kau harus membunuh gajah-gajah yang ada di hutan, kernudian kau ambil gadingnya,” ucap pemburu gading gajah.
Setelah itu Sinbad disuruh beristirahat. Esok ia baru akan rnemulai petualangannya, memburu gading gajah.
Keesokan harinya, Sinbad mengikuti tuannya yang baru. Ia diajak masuk ke dalam hutan.
“Kau naiklah ke atas pohon ini. Saat gajah gajah lewat, panahlah mereka,” perintah pemburu gading gajah seraya memberikan anak panah dan busurnya kepada Sinbad.
“Baik,Tuan,” ucap Sinbad.
Sinbad pun naik ke salah satu pohon. Sementara itu, tuannya pulang ke rumah, menunggu Sinbad membawakan gading gajah untuknya.
Beberapa saat kemudian, benar yang dikatakan tuannya. Gajah-gajah itu bermunculan. Saat hendak mengambil anak panahnya, rupanya ada gajah yang melihat Sinbad. Salah satu gajah lantas menggoyangkan pohon itu. Sinbad pun jatuh tersungkur ke tanah.
Pemimpin gajah membawa Sinbad dengan belalainya. Sinbad tak bisa melawan. Tubuh gajah sangatlah kuat. Ia hanya bisa pasrah dengan keadaan itu.
Olala… rupanya gajah-gajah itu membawa Sinbad ke sebuah gua. Di sana ada banyak sekali tulang dan gading-gading gajah.
“Kau menginginkan gading gajah, kan? Ambil sebanyak yang kau mau.Tapi katakan pada tuanmu, jangan lagi memburu gajah-gajah yang masih hidup;’ ucap pemimpin gajah.
Sinbad pun membawa banyak gading gajah. Kemudian ia kembali ke rumah tuannya. Melihat hal itu, tuannya sangat senang.
“Kau memang bisa diandalkan,” ucap tuannya.
Sinbad lalu menceritakan pengalamannya. Ia sama sekali tak membunuh gajah-gajah itu. Ia justru diberi gading gajah itu secara cuma-cuma. Sinbad juga menceritakan bahwa tuannya tak boleh memburu gajah-gajah itu lagi. Pemburu gading gajah itu mengerti. Lagi pula gading yang dibawa Sinbad sudah cukup banyak. Ia pun berjanji tak akan memburu gajah-gajah itu lagi.
Pemburu gading gajah memberikan banyak uang kepada Sinbad. Sinbad pun dilepaskan dan kembali ke rumahnya. Kini, Sinbad tidak menjadi seorang pelayar lagi. Ia memilih berdagang di negerinya sehingga tak perlu berlayar jauh lagi. Sejak saat itu, Sinbad hidup senang dan tak lagi merasa susah.
Pesan moral dari Buku 1001 Malam : Petualangan Sinbad (Timur Tengah) adalah
- Teruslah semangat dalam hidup. Dengan semangat, kau akan meraih apa pun yang kau inginkan.
- Jangan mudah putus asa. Berjuanglah untuk menjadi lebih baik.
- Sekecil apa pun usaha yang kita lakukan, pasti akan membuahkah hasil. Pasti.
Baca juga Cerita Dongeng 1001 Malam Terbaik pada link berikut ini cerita abu nawas serta posting sebelumnya yaitu Cerita Dongeng 1001 Malam : Sinbad Sang Petualang