Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia dari Bali

Kumpulan cerita rakyat Indonesia yang sudah kami posting di blog ini berjumlah ratusan. Kali ini kami membagikan satu cerita rakyat dari Bali. Ceritanya sangat bagus dan memiliki hkmah yang baik. Selamat membaca.

Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia : Si Tikus dan Burung Garuda

Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Pulau Bali. Kerajaan itu bernama Kerajaan Soma Kencana. Kerajaan ini dipimpin oleh Raja Suliawana. Baginda Raja membawa rakyatnya dalam kemakmuran. Namun, suasana tenteram ini terusik, ketika dikabarkan seekor burung Garuda merusak tanaman serta memburu sapi dan babi. Bahkan Garuda ini sungguh berbahaya, karena juga membunuh anak-anak penggembala.

Rakyat melaporkan kejadian ini pada Baginda Raja, termasuk kerusakan yang ditimbulkannya. Maka, Baginda Raja bermusyawarah dengan semua Patih dan Punggawa mencari cara untuk menyelesaikan masalah ini. Dengan peralatan yang ada, seperti jerat, jaring, atau getah tidak mungkin dapat menangkap apalagi membunuh Garuda si pembuat onar. Akhirnya diputuskan, siapa saja yang mampu menyingkirkan burung Garuda raksasa, ia akan diberi jabatan penting di istana Raja.

Dalam sekejap, pengumuman itu tersiar ke mana-mana. Orang-orang ramai membicarakannya. Tikus pun mendengarnya. Bersama kawan-kawannya, ia berunding untuk menolong raja dan rakyatnya. Kebetulan, Tikus dan burung Garuda sudah kenal sebelumnya. Ia sudah menemukan cara untuk melumpuhkannya.

Suatu hari Garuda menemui si Tikus.

Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia
Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia

Ia berkata, “Hai Tikus, temanku, aku minta tolong. Carikan kutu di kepalaku. Aku susah tidur, karena gatal di kepalaku ini tak terkatakan.”

“Begini saja, pekerjaan mencari kutu itu soal gampang. Tapi aku sendirian tidak mampu mencari seluruh kutu, karena bulumu banyak. Kalau begitu, aku akan mengajak teman-temanku agar kutumu habis tidak tersisa,” demikian tipu muslihat si Tikus.

“Usulmu bagus sekali. Baiklah, cari temanmu dan bawa ke sini.” Kemudian Tikus itu pergi.

Sebentar saja, si Tikus menghimbau teman-temannya. Ribuan tikus sudah berkumpul. Sungguh pemandangan yang menyeramkan, beribu-ribu tikus mencari kutu ke sekujur tubuh burung Garuda. Dengan posisi jongkok, burung Garuda memejamkan mata sampai terkantuk-kantuk. Tanpa disadari, tikus-tikus itu menggerogoti bulu-bulu Garuda, khususnya bulu di bagian sayap. Sehelai demi sehelai hingga semua bulu terlucuti dari tubuh dan kepada burung Garuda. Akhirnya, Garuda sadar bahwa ia tidak tak berbulu lagi. Ia sungguh marah, tetapi tak berdaya.

Saat itu juga Tikus melapor kepada Kelian Banjar. Tidak lama kemudian, kentongan dipukul bertalu-talu, tanda adanya bahaya. Anggota Banjar bersenjatakan bokat, tongkat, dan lain-lain berlari ke arah burung Garuda. Akhirnya, Garuda itu mati mengenaskan. Kelian Banjar melaporkan kepada Baginda, bahwa Garuda berhasil disingkirkan untuk selama-lamanya. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari upaya si Tikus melucuti bulu Garuda.

Akhirnya si Tikus diberi kedudukan pemekel, dengan sebutan “Jero Ketut”. Oleh sebab itu, bila tikus dibinasakan, karena merusak padi dan palawija, harus dilaksanakan upacara Pengabenan Tikus.

Pesan moral dari Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia dari Bali adalah bagaimana pun keadaannya, kita hendaknya tidak melupakan jasa seseorang, siapa pun orangnya.