Dongeng Rakyat Dari Papua Barat

Posting ini merupakan lanjutan dari posting sebelumnya yaitu berasal dari Dongeng Rakyat Dari Papua Barat. Dongeng dari Papua Barat memiliki kesamaan dalam banyak unsur dengan cerita rakyat nusantara dari daerah lain, diantaranya adalah latar dan alur cerita. Jika kalian pernah mendengan dongeng rakyat Jaka Tarub maka dongeng ini memiliki banyak persamaan dengan Kisah Rakyat tersebut. Penasaran? Ini dia Kisah Rakyat Papua Barat.

Dongeng Rakyat Dari Papua Barat : Kisah Meraksamana

Tersebutlah dua kakak beradik di tanah Papua pada masa lampau. Sang kakak bernama Meraksamana dan sang adik Siraiman namanya.

Pada suatu malam Meraksamana bermimpi melihat sepuluh bidadari yang tengah mandi di telaga di dekat tempat tinggalnya. Meraksamana terpesona melihat kecantikan sepuluh bidadari itu. Seketika terbangun dari tidurnya, Meraksamana lantas menuju telaga. Ia terkejut ketika mendapati sepuluh bidadari tengah mandi di telaga, persis seperti yang diimpikannya.

Meraksamana kemudian bersembunyi di batik pohon seraya terus mengintip sepuluh bidadari itu. Ketika Meraksamana tengah mengintip, tiba-tiba muncul seorang perempuan tua yang entah dari mana asalnya. Perempuan tua itu menunjukkan tempat sepuluh bidadari itu menyimpan pakaian mereka. Meraksamana lantas mengambil sehelai pakaian milik bidadari dan menyembunyikannya.

Dongeng Rakyat Dari Papua Barat Kisah Meraksamana
Dongeng Rakyat Dari Papua Barat Kisah Meraksamana

Malam telah berlalu, pagi pun menjelang datang. Sepuluh bidadari itu menyelesaikan mandi mereka dan bergegas menuju tempat mereka menyimpan pakaian. Salah seorang bidadari tidak menemukan pakaiannya. Amat kebingungan ia setelah tidak menemukannya meski telah berusaha mencari. Sembilan bidadari lainnya terpaksa meninggalkannya untuk pulang kembali ke Kahyangan setelah pakaian yang hilang itu tidak juga ditemukan. Mereka harus segera pulang ke Kahyangan sebelum pagi benar-benar datang. Bidadari yang tertinggal sangat sedih dan ketakutan. Ia hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang malang.

Meraksamana datang dan menghibur bidadari yang tertinggal itu. Diajaknya bidadari itu untuk pulang ke rumahnya. Tak berapa lama kemudian Meraksamana meminang si bidadari. Keduanya lantas menikah setelah si bidadari menyatakan persetujuannya.

Pada suatu hari Meraksamana mengajak Siraiman untuk memancing ikan di sungai. Sebelum berangkat memancing, Meraksamana berpesan kepada istrinya agar berhati-hati di rumah.

Sepeninggal Meraksamana dan Siraiman, Koranobini yang telah bersembunyi lantas menculik istri Meraksamana. Koranobini adalah seorang raja yang senang mengganggu perempuan. Ia tidak peduli meski perempuan yang diganggunya itu telah bersuami. Setelah menculik istri Meraksamana, Koranobini lantas membawanya ke istana kerajaannya yang terletak di seberang laut.

Ketika Meraksamana dan Siraiman pulang pada sore harinya, mereka tidak menemukan istri Meraksamana di rumah. Setelah berusaha mencari di sekitar rumah dan tidak menemukannya, Meraksamana mengajak Siraiman untuk mencari istrinya. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan Mandinuma. Mandinuma adalah seorang rakyat Koranobini yang tengah menjalani hukuman gantung tangan dan tubuh karena terlalu banyak makan hingga merugikan orang-orang lainnya.

Mandinuma menjelaskan, istri Meraksamana itu diculik dan dibawa Koranobini ke istananya di seberang laut. Kata Mandinuma, “Jika kalian melepaskan aku dari hukuman yang sedang kujalani ini, aku akan membantu kalian mencarinya.”

Meraksamana dan Siraiman melepaskan Mandinuma dari ikatan tangan dan tubuhnya. Ketiganya menuju pinggir laut. Mandinuma lantas menghirup air laut hingga kering. Ia kemudian berjalan menuju istana kerajaan Koranobini. Setibanya di istana kerajaan, Mandinuma mendapati Koranobini tengah tertidur pulas. Ia lantas mencari istri Meraksamana. Didapatinya istri Meraksamana itu tengah menangis di dalam kamar empat ia disekap. Mandinuma membebaskan istri Meraksamana. Keduanya bergegas meninggalkan istana dan melewati laut hingga tiba di seberang laut. Setibanya di seberang laut, Mandinuma memuntahkan kembali air laut yang dihirupnya. Terputuslah jalan menuju istana Koranobini.

Meraksamana berbahagia dapat kembali bertemu dengan istrinya dalam keadaan selamat. Meraksamana berterima kasih pada Mandinuma yang tetah membantunya.

Meraksamana dan istrinya kembali bersatu datam keluarga. Sayang, keluarga itu senantiasa diganggu orang-orang lain. Mereka setatu mengejek istri Meraksamana dengan menyebutnya sebagai perempuan yang tidak jelas asal-usulnya.

Istri Meraksamana sangat sedih mendapati ejekan dan sebutan yang sangat menyakitkan hatinya itu. Ia menjadi tidak betah lagi tinggal di bumi. Ia sangat ingin kembati ke Kahyangan. la kerap menangis. Wajahnya sering murung seperti telah menghilangkan keceriaannya. Kepada suaminya, ia menceritakan masalah yang dihadapinya itu dan juga keinginannya untuk kembati ke Kahyangan.

Meraksamana senantiasa menyabarkan istrinya. Ia berusaha mencegah keinginan istrinya untuk kembati ke Kahyangan karena ia sangat mencintai istrinya. Namun, karena istrinya terus memaksa dan kesedihannya terlihat kian menjadi jadi, Meraksamana akhirnya merelakan istrinya kembali ke Kahyangan. Ia memberikan pakaian istrinya yang masih disembunyikannya.

Istri Meraksamana pun kembali ke Kahyangan. Meraksamana hanya bisa memandang kepulangan istrinya itu dengan perasaan sedih.

Pesan moral dari dongeng rakyat dari papua barat : kisah meraksamana adalah hendaklah kita rersikap jujur. Jangan berrohong karena kebohongan akan terbuka di kemudian hari.

Dongeng Rakyat Dari Papua Barat : Leopard Dan Seekor Cheetah

Disebuah padang rumput afrika berbagai macam hewan tinggal disana dari birantang pemakan rumput seperti zebra, rusa, badak, gajah, jerapah dan adapula hewan pemakan daging seperti leopard, singa, heyna, anjing afrika serta cheetah.

Dongeng Rakyat Dari Papua Barat Leopard Dan Seekor Cheetah
Dongeng Rakyat Dari Papua Barat Leopard Dan Seekor Cheetah

Hewan pemakan daging selalu bersaing untuk mendapatkan makanan mereka menggunakan seluruh kemampuannya untuk berburu hewan-hewan pemakan tumbuhan seperti zebra, rusa, babi dan lainnya dari hewan pemburu keluarga kucinglah yang paling sukses dalam hal berburu mangsa terutama leopard, dalam hal berburu leopardlah yang paling sukses diantara para kucing besar lainnya dia jarang sekali melepaskan buruannya. Hal itu membuat dirinya terkenal diantara para kucing besar lainnya bahkan sang raja hutan pun mengakui kehebatannya dalam berburu.

Terkenalnya leopard membuat dirinya menjadi angkuh dirinya menganggap bahwa gelar raja hutan lebih pantas disandangnya daripada seekor singa karena kemampuan berburunya melebihi kemampuan seekor singa. Suatu hari para singa betina sedang telihat berburu seekor kerbau besar mereka mengendap-ngendap di rumput yang berwarna cokelat mendekati sang kerbau dan ketika mereka telah dekat dengan kerbau mereka menyergapnya namun sang kerbau melawan dan berhasil melarikan diri hal tersebut dilihat oleh sang leopard dari kejauhan dan sang leopard menertawakan hal itu. Sang leopard mendekati para singa betina itu dan berkata “wahai para singa kalian terlihat bodoh ketika kalian melepaskan kerbau sebesar itu, jika aku yang memburunya mungkin kerbau itu sudah aku santap.” lalu seekor singa mendekati sang leopard dan berkata “jangan sombong leopard kami tahu kemampuan berburumu sangat luar biasa tapi suatu saat sifat sombongmu akan membuatmu malu dihadapan binatang pemburu lainnya.” para singa betina itu pergi meninggalkan sang leopard dengan kesal kemudian mereka kembali kesarang mereka tanpa membawa daging untuk anak-anak mereka.

Ketika mereka berada di sarang seekor singa jantan bertanya kepada mereka “kenapa kalian tidak membawa makanan untuk anak-anak kalian?” seekor betina menajawab “kami butuh bantuanmu untuk berburu seekor kerbau besar karena kerbau itu cukup kuat.” lalu dia berkata kembali “aku sempat dihampiri oleh seekor leopard dan dia mencemooh kami yang melpaskan buruan begitu saja, dia menyombongkan kemampuan berburunya dihadapan kami dan kami kesal dibuatnya, kurasa leopard itu sudah keterlaluan.” sang jantan berkata “aku akan memberikan pelajaran kepada sang leopard, kumpulkan semua hewan pemangsa di padang ketika siang hari disana akan kita lihat apa sang leopard benar-benar hebat dalam berburu.”

Keesokan harinya semua hewan pemangsa berkumpul di padang saat siang, mereka terdiri dari anjing afrika, heyna, singa, cheetah dan leopard. Sang singa mengumumkan kepada semua siapa yang mampu mengejar seekor kijang disana akan diberi gelar pemburu terbaik, mendengar hal itu sang leopard maju dengan angkuhnya “biar aku yang menangkap kijang itu karena akulah yang pantas mendapatkan gelar pemburu terbaik di padang ini.” lalu singa jantan menunjuk seekor cheetah untuk menjadi lawan tanding sang leopard, sang cheetah menuruti permintaan sang singa.

Mereka bersiap untuk menangkap kijang yang jaraknya cukup jauh dan ketika sang singa memberi tanda maka sang leopard dan sang cheetah berlari dengan sangat kencang, awalnya sang leopard berlari lebih cepat dari sang cheetah namun hanya beberapa detik sang cheetah menyalipnya dengan sangat cepat hingga sang leopard melihatnya sang cheetah melesat seperti angin meninggalkannya jauh dibelakang, akhirnya sang cheetah mendapatkan kijang itu dengan susah payah dan sang leopard kembali dengan wajah yang murung dan malu “kini telah kalian lihat bahwa yang pantas menyandang gelar pemburu terhebat adalah sang cheetah bukan sang leopard yang angkuh dan sombong.” setelah kejadian itu sang leopard tak lagi mau menyombongkan dirinya di depan hewan-hewan pemburu lainnya karena dia malu atas kesombongan dan keangkuhannya itu.

Pesan moral dari Dongeng Rakyat Dari Papua Barat : Leopard Dan Seekor Cheetah adalah jangan sombong seperti Leopard, Karena pada akhirnya kesombongan akan membawa kerugian.

 

Tinggalkan Balasan