Cerita Rakyat Indonesia Keong Mas (Populer)

Cerita Rakyat Indonesia Keong Mas merupakan salah satu dongeng rakyat Indonesia yang paling populer. Cerita ini dikenal luas di masyarakat Indonesia dan banyak diceritakan dalam berbagai versi seperti radio, buku dongeng, film animasi, game dll. Kali ini kami akan memposting kembali cerita keong mas untuk seluruh anak Indonesia. Selamat membaca.

Cerita Rakyat Indonesia Keong Mas : Kisah Candra Kirana dan Raden Inu Kertapati

Dahulu kala, Kerajaan Daha di Kalimantan dipimpin oleh Raja Kertamarta. Raja mempunyai dua orang putri, Galuh Ajeng dan Candra Kirana.

Pada suatu hari, raja hendak menikahkan Candra Kirana dengan putra mahkota Kerajaan Kahuripan yang bernama Raden Inu Kertapati. Namun, Galuh Ajeng yang juga menaruh hati pada Raden Inu merasa iri pada Candra Kirana. Ia pun berniat mencelakai adiknya dengan menemui nenek sihir untuk mengutuk Candra Kirana menjadi keong mas.

Setelah itu, Candra Kirana berubah menjadi keong emas. Oleh Galuh Ajeng, keong emas itu dibuang ke laut.

Tanpa sengaja, keong emas tersangkut di jala seorang nenek pencari ikan. “Wah, cantik sekali keong ini. Aku akan membawanya pulang dan memeliharanya,” kata si nenek. Keong mas itu pun dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan.

Cerita Rakyat Indonesia Keong Mas

Besoknya, si nenek mencari ikan lagi ke laut. Tapi, hari itu ia tidak mendapat ikan seekor pun. Sekembalinya dari laut, si nenek terkejut karena sudah tersedia masakan yang enak-enak di atas meja. Si nenek bertanya-tanya siapa yang mengirim masakan ini. Begitu pula hari-hari berikutnya. Meja makan si nenek selalu penuh masakan lezat.

Akhirnya, suatu pagi si nenek berpura-pura ke laut. Tapi, sebenarnya ia mengintip untuk mengetahui apa yang terjadi. Ia kaget sekali melihat keong emas di dalam tempayan berubah menjadi gadis cantik dan langsung memasak.

“Siapa gerangan engkau putri yang cantik?” tanya si nenek sambil masuk ke dalam rumahnya.

“A..a..aku adalah putri raja yang disihir menjadi keong mas,” kata keong emas yang kaget melihat si nenek. Kemudian, Candra Kirana pun berubah kembali menjadi keong emas.

Di tempat lain, Raden Inu sedang melakukan perjalanan mencari tunangannya, Candra Kirana yang menghilang. Ia menyamar menjadi rakyat biasa.

Di perjalanan, Raden Inu bertemu dengan seorang kakek yang sedang kelaparan. Lalu, ia memberi makan sang kakek. Ternyata, kakek itu adalah orang sakti yang baik.

Setelah itu, Raden Inu bercerita tentang masalahnya. Lalu, si kakek pun menolong Raden Inu. Raden Inu diberitahu di mana Candra Kirana berada. Ia disuruh pergi ke Desa Dadapan.

Setibanya di Desa Dadapan, ia menghampiri sebuah gubuk untuk meminta air minum. Namun, betapa terkejutnya Raden Inu karena dari batik jendela gubuk itu, ia melihat Candra Kirana sedang memasak. Akhirnya, sihir atas Candra Kirana hilang karena tetah ditemukan oleh kekasihnya, Raden Inu.

Raden Inu pun memboyong Candra Kirana ke istana dan ia menceritakan perbuatan jahat Galuh Ajeng pada ayahnya. Galuh Ajeng pun mendapat hukuman yang setimpal. Sementara, Candra Kirana dan Raden Inu Kertapati menikah dan hidup bahagia selamanya.

Pesan moral dari Cerita Rakyat Indonesia Keong Mas adalah jadilah anak yang baik dan senang menolong orang lain. Kemudian, jangan suka iri pada rezeki yang didapat orang lain. Sebab, kamu akan merugi dan mendapatkan hukuman yang setimpal dari Tuhan.

Dongeng Indonesia : Awang Sukma Dan Tujuh Bidadari

Dahulu di Pulau Sumatra, hiduplah seorang pemuda pengembara bernama Awang Sukma. Awang membangun sebuah rumah di dalam hutan. Sebulan sekali, ia mengunjungi rumahnya itu.

Suatu kali, Awang menemukan sebuah telaga yang jernih di dalam hutan. “Hmm, alangkah indahnya telaga ini,” gumam Awang.

Awang beristirahat di pinggir telaga hingga tertidur karena tiupan angin sepoi-sepoi. Sore hari, Awang terbangun oleh suara riuh rendah di telaga.

Awang segera mengendap di balik tumpukan batu. Ia mengintip ke arah telaga. Betapa terkejutnya ia ketika melihat tujuh orang gadis cantik sedang bermain air.

“Mungkinkah mereka itu para bidadari?” pikir Awang Sukma. Tujuh gadis cantik itu tidak sadar jika mereka sedang diperhatikan Awang. Salah satu selendang milik tujuh gadis cantik itu berada di dekat Awang. Awang pun segera mengambilnya.

Dongeng Indonesia Awang Sukma Dan Tujuh Bidadari

Tidak lama, ketujuh bidadari selesai mandi dan hendak kembali ke kayangan. Ternyata, putri bungsu dari tujuh bidadari itu tidak menemukan selendangnya. Ia pun ditinggal oleh keenam kakaknya. Sebab, jika malam tiba, mereka semua tidak akan bisa kembali ke kayangan.

Setelah enam bidadari pergi, Awang Sukma keluar dari persembunyiannya menemui bidadari yang selendangnya dicuri Awang.

“Jangan takut, aku akan menolongmu. Asalkan, engkau sudi menikah denganku,” bujuk Awang Sukma. Sang bidadari terpaksa menerima tawaran Awang Sukma karena tidak punya pilihan lain.

Setahun kemudian, Iahirlah seorang bayi perempuan yang cantik dan diberi nama Kumalasari. Kehidupan keluarga Awang Sukma sangat bahagia.

Namun, pada suatu hari, seekor ayam hitam naik ke atas lumbung dan mengais padi di atas permukaan lumbung. Sang bidadari mengusir ayam tersebut. Saat itu, ia melihat sebuah bumbung bambu yang tergeletak.

“Apa isinya ya?” pikir bidadari. Ia pun membuka bumbung bambu dan terkejut.

“Ahhh, Ini selendangku yang hilang. Pasti suamiku mencurinya waktu aku mandi dulu,” katanya.

Perasaan kesal dan jengkel tertuju pada suaminya. Tetapi, ia juga sudah terlanjur sayang pada suaminya.

Setelah berpikir matang-matang, akhirnya ia membulatkan tekadnya untuk kembali ke kayangan. “Kini, saatnya aku harus kembali,” katanya dalam hati. Ia pun segera mengenakan selendangnya sambil menggendong Kumalasari.

Awang Sukma yang baru pulang terkejut melihat istrinya hendak pergi. Ia berlari dan minta maaf. Tapi, sang bidadari sudah bertekad bulat untuk pulang. “Kanda, aku mohon rawatlah Kumalasari dengan baik,” katanya sambil menyerahkan Kumalasari kepada Awang Sukma.

Sang bidadari pun segera terbang ke kayangan. Awang Sukma sangat sedih dan bersumpah untuk melarang anak keturunannya memelihara ayam hitam yang dia anggap membawa malapetaka. Sementara itu, telaga tempat mandi ketujuh bidadari sampai kini dikenal dengan nama Telaga Bidadari

Pesan Moral dari Cerita Dongeng Indonesia : Awang Sukma Dan Tujuh Bidadari adalah jadilah anak yang jujur. Jangan  pernah mencuri dan berbohong. Serapat-rapatnya kamu menutupi kesalahan atau kebohongan. Suatu saat, pasti akan ketahuan. Lagipula, Tuhan pasti melihat dan mengetahui semua yang kamu lakukan.

Pada artikel sebelumnya kakak pernah berbagi cerita rakyat keong emas dalam versi yang lain, jika kalian suka kalian bisa membaca nya diartikel berikut ini Cerita Rakyat Indonesia Dongeng Keong Mas dan Cerita Rakyat Keong Mas dari Jawa Timur