3 Cerita Rakyat Fabel Nusantara Tebaru

Dongeng Kakak saat ini adalah sambungan dari posting sebelumnya yaitu Cerita Rakyat Fabel Nusantara Dongeng Sebelum Tidur. Pada tulisan  sebelumnya Kakak menceritakan 5 cerita hewan fabel, sedangkan pada tulisan kali ini ada 3 Cerita Tentang Hewan Dengan Pesan Moral yang sangat baik.

Cerita Rakyat Fabel Nusantara : Katak dan Seekor Rubah

Seekor rubah berjalan di tepian danau yang cukup luas sambil bernyanyi. Ditepian itu dia melihat katak yang sedang bernyanyi pula namun karena suara katak itu terdengar sangat keras dibandingkan suara dirinya rubah itu kesal, sang rubah mendekati katak tersebut sambil mengagetkannya.

Melihat hal itu sang rubah tertawa terbahak-bahak sambil berkata “kau kaget dan meloncat kesana kemari seperti sedang menghindari seekor pemangsa, tapi loncatanmu yang pendek itu tidak akan menyelamatkanm dari pemangsa sepertiku. Hahahaha.” sang katak bertanya kepada sang rubah yang mengejeknya “Tuan rubah kenapa kau mengejekku seperti itu, seperti aku pernah melakukan kesalahan terhadapmu?”  jawab sang rubah “ah aku hanya iri pada suara nyanyianmu, lalu aku mengagetkanmu dan meledekmu agar kau berhenti bernyanyi.” sang katak heran dengan sang rubah dan pergi meninggalkannya namun sang rubah menghampirinya dan mengajaknya adu lari dimulai dari satu pohon ke pohon yang lain dengan jarak pohon itu hanya beberapa meter.

Cerita Rakyat Fabel Nusantara Katak dan Seekor Rubah
Cerita Rakyat Fabel Nusantara Katak dan Seekor Rubah

Sang katak menerima ajakannya itu meskipun sang katak tahu bahwa dia akan kalah namun dia memiliki rencana lain untuk mengalahkan sang rubah. Kemudian mereka berdua berdiri sejajar dengan pohon awal namun sebelumnya mereka mencari hewan yang mampu berlaku adil dalam adu lari tersebut dan mereka menemukan seekor burung hantu tidak jauh dari tempat mereka berdiri, lalu mereka menunjuk sang burung sebagai wasitnya.

Perlombaan dimulai sang rubah membiarkan sang katak meloncat lebih dulu dan sang rubah tertawa, ketika sang katak sampai di tengah jalan sang rubah berlari dengan sangat cepat dan melewati sang katak sambil meledeknya dan sang rubah mencapai finish lebih dulu dan pemenangnya adalah sang rubah. “hahaha, kau memang sangat lucu tuan katak padahal saat perlombaan dimuali kau meloncat duluan tapi tetap saja aku yang menjadi juaranya.” kata sang rubah dengan bangga, namun sang katak mempunyai rencana yang telah dia persiapkan untuk mengalahkan sang rubah.

Sang katak mengajak kembali sang rubah untuk berlomba “aku akui aku telah kalah darimu tuan rubah, tapi apakah kau memiliki keberanian untuk lomba mencapai tempat yang telah ditentukan lagi bersamaku?” Tanya sang katak kepadanya “haha apa kau tidak sadar ketika kau mengajakku lomba adu lari kau pasti akan aku kalahkan lagi.” sang rubah menjawab “tidak usah banyak berbicara, aku sekarang yang tentukan peraturannya, kini kita berada di pohon yang besar dan coba kau tengok ke tepian danau sebrang sana kau melihat pohon besar itu, siapa yang mencapai pohon itu terlebih dahulu dialah pemenangnya dan kita boleh menggunakan cara apapun untuk sampai kesana.” kata sang katak “baiklah ayo kita mulai.”.

Sang burung hantu yang menjadi wasit di perlombaan pertama kini menjadi wasit kembali, ketika dia memberi isyarat lomba telah dimulai sang rubah berlari dengan sangat cepat, namun sang kodok melompat ke dalam danau itu dan terus berenang ke tepian, sang rubah kaget melihat hal itu dan sang rubah melaju larinya lebih cepat lagi namun dia harus mengitari danau yang cukup luas itu dan akhirnya sang kataklah yang memenangkan perlombaan karena kecerdikannya.

Pesan moral dari Cerita Rakyat Fabel Nusantara : Katak dan Seekor Rubah adalah gunakan kecerdikan untuk bisa memenangkan persaingan. Selain itu janganlah kita sombong dengan apa yang kita miliki, karena setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Cerita Rakyat Fabel Nusantara : Pohon Beringin Dan Rumput liar

Disebuah persawahan yang luas terdapat pohon beringin yang cukup besar dan tinggi, daunnya rimbun akar-akarnya  tumbuh di berbagai batang besarnya dan akar-akarnya yang meghujam ketanah membuat pohon itu menjadi kokoh. Dibawah pohon beringin itu terdapat sebuah sungai yang tidak terlalu dalam dan di pinggiran sungai itu hidup beberapa rumput liar yang terihat sangat kecil dan rapuh.

Cerita Rakyat Fabel Nusantara Pohon Beringin Dan Rumput liar
Cerita Rakyat Fabel Nusantara Pohon Beringin Dan Rumput liar

Suatu hari di musim hujan pohon beringin itu berbicara kepada rumput liar dengan penuh kebanggaan dan kesombongan karena memiliki tubuh tinggi besar dan kokoh, pohon beringin berkata kepada rumput liar “Para rumput liar lihat lah aku, aku adalah pohon beringin yang tumbuh besar dan kuat daunku sangat rimbun dan batangku besar, bahkan akar ku menancap ke tanah sangat dalam dan seperti mencengkramnya sehingga aku mampu menahan tubuh ku yang berat ini.” dan pohon beringin itu berkata kepada rumput liar sambil mengejeknya “tapi aku melihat rumput liar yang sangat kecil dan rapuh tubuhmu yang mungil itu akan patah jika hanya di injak oleh seekor kerbau yang masih kecil apa yang bisa dibanggakan darimu wahai rumput liar?” rumput liar itu menjawab dengan penuh kerendahan “ya memang kami sangat kecil dan rapuh, tidak ada hal yang patut dibanggakan mahkluk kecil seperti kami ini, tapi meskipun kami dilahirkan sebagi tumbuhan yang besar dan kuat kami tidak akan bangga dengan hal itu, karena setiap mahkluk pasti akan mati.”

Apa yang telah dikatakan kepada rumput liar terdengar begitu menyinggung dan mereka akan ingat hal itu sampai kapanpun meski mereka tidak pernah memiliki dendam. Berminggu-minggu berlalu kini musim panas telah datang, pohon beringin dan para rumput liar masih terlihat sangat sehat namun suatu hari di musim panas terjadi tiupan angin yang begitu kencang saking kencangnya para rumput liar itu merunduk bergoyang goyang di terpa angin yang sangat kencang itu. Begitu pula pohon beringin itu kini tubuhnya yang kokoh bergoyang-goyang seolah-olah dia akan tumbang namun pohon itu tetap mencoba menahan terpaan angin yang kencang itu. Pohon beringin itu berbicara kepada para rumput liar dengan bangganya “Rumput alang-alang aku melihatmu bergoyang kesana kemari hanya karena terpaan angin yang begitu pelan, aku sangat prihatin dengan keadaanmu.

Tengoklah diriku yang besar ini aku masih saja berdiri tegak.” lalu para rumput liar itu berkata “kau tidak usah mengkhawatirkan kami, angin tidak pernah sedikitpun melukai kami kami bergoyang karena kami mengikuti arah angin, tidak sepertimu yang bangga karena menahan terpaan angin, dan suatu saat diakala angin akan bertiup lebih kencang lagi mungkin dia akan menumbangkanmu.”

Beberapa hari kemudian datanglah angin yang berhembus sangat kencang hingga pohon beringin itu kini tumbang hingga tercabut sampai ke akar-akarnya dan kini sang beringin yang gagah perkasa itu berbaring diantara para rumput liar.

Pesan moral dari Cerita Rakyat Fabel Nusantara : Pohon Beringin Dan Rumput liar adalah jangan menyombongkan diri, karena kesombongan akan merugikan diri kita dimasa yang akan datang.

Cerita Rakyat Fabel Nusantara : Keledai dan Seekor Lalat

Suatu hari seekor keledai yang bertubuh sehat dan besar kulitnya berwarna cokelat kehitaman  berjalan ke sebuah perkebunan kentang milik seorang petani, keledai itu mencari rerumputan segar di dekat kebun kentang, sang keledai tidak pernah berani mendekati bahkan memasuki perkebunan kentang itu karena perkebunan kentang dijaga oleh petani namun sang keledai hanya mencari rumput di sebuah lahan kentang yang telah di panen oleh petani beberapa minggu lalu. Sang keledai sangat menikmati rerumputan hijau di dekat perkebunan kentang, rumput disana sangat hijau dan sehat bahkan bentuk nya lebih besar dari rerumputan lainnya karena mereka tumbuh di tanah yang terawat.

Ketika sang keledai asik menikmati rumput seekor lalat hijau terbang menempel di hidung sang keledai, karena merasa terganggu sang keledai mengelengkan kepalanya agar sang lalat pergi dan sang lalatpun terbang namun sang lalat kembali lagi hinggap di hidung sang keledai. Sang keledai pun menggelengkan kembali kepalanya dan sang lalat pun terbang tetapi sang lalat kembali, mereka berdua terus mengulangi perbuatan itu berkali-kali hingga sang keledai sangat kesal kepada sang lalat yang sengaja terus menerus menempel dihidungnya.

Cerita Rakyat Fabel Nusantara Keledai dan Seekor Lalat
Cerita Rakyat Fabel Nusantara Keledai dan Seekor Lalat

Akhirnya sang keledai berpindah tempat ke dekat sebuah pohon  agar tidak kembali diganggu oleh sang lalat, ketika sang keledai berpindah tempat dia merasa sedikit lega karena kini sang lalat tidak hinggap lagi di hidungnya. Namun sang keledai salah ternyata sang lalat mengikutinya kini dia tidak hinggap di hidungnya tetapi sang lalat hinggap di dekat mata sang keledai sang keledaipun sangat marah dengan kelakuan sang lalat hingga sang keledai berjingkrak-jingkrak kesana kemari sambil menggulingkan badannya di tanah.

Melihat sang keledai bertingkah seperti itu tersebut sang lalat tertawa terbahak-bahak “hahahahaha, kau sangat lucu tuan keledai kau bertingkah sangat bodoh, kau berharap dengan mengguling-gulingkan badanmu di atas tanah aku akan berhenti hinggap di bagian tubuhmu itu, tapi kau salah tuan keledai bodoh karena kau bertingkah lucu aku semakin bersemangat untuk mengganggumu.” kata sang lalat dengan penuh kebahagiaan.

Sang keledai yang lelah di ganggu sang lalat memohon kepada sang lalat untuk tidak mengganggunya lagi “tuan lalat aku menyerah kepadamu dan tolong kau jangan menggangguku lagi aku disini hanya ingin merumput.” kata sang keledai, mendengar permohonan itu sang lalat kini menghentikan kejailannya kepada sang keledai, dia terbang sambil gembira dan tertawa namun ketika dia terbang tidak terasa tubuhnya tersangkut sesuatu yang lengket dan ternyata sang lalat menempel pada jaring laba-laba, sang lalat kini menangis ketakukan melihat seekor laba-laba mendekati dirinya “ku lihat kau sangat senang ketika mempermainkan tuan keledai disana, namun ketika kau menghampiri jaringku yang lengket ini kau malah menangis tunjukan padaku rasa senang itu.” akhirnya sang lalat menjadi mangsa sang laba-laba.

Pesan moral dari Cerita Rakyat Fabel Nusantara : Keledai dan Seekor Lalat adalah jangan suka mengganggu orang lain, Karen jika hal tersebut terjdi pada kita, maka kitapun akan merasa tidak nyaman.

 

Tinggalkan Balasan